PEMERINTAH LARANG THRIFTING, PEDAGANG TUTUP KUPING

     PEMERINTAH LARANG THRIFTING, 

PEDAGANG TUTUP KUPING


( Sumber : lifedailydropupdate )

LIFE DAILY DROP UPDATE- Pemerintah telah melarang bisnis jual beli pakaian impor. Hal ini tertuang dalam Permendag No 51/M-DAG/PER/7/ tentang larangan impor pakaian bekas dan UU No 7 tahun 2014 tentang perdagangan. Di sisi lain, usaha thrift tengah menjadi bisnis yang marak oleh para pedagang dan mendapatkan popularitas di kalangan pembeli yang ingin lebih berhemat namun ingin tetap tampil fashionable.

Banyak toko khusus thrift menawarkan pakaian yang lebih murah dari baju lokal yang mana jika dibandingkan dengan baju lokal. Baju th
rift
justru lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih bagus serta modelnya yang unik (tidak ada yang meniru) karena thrift hanya menjual satu model saja jika dibandingkan dengan baju lokal yang menjual model seragam dan berbeda hanya dari segi warna saja. Baju second ball yang dijual dari luar negeri memiliki jahitan yang lebih rapi dan dibanderol hanya dengan harga Rp. 10.000 sudah mendapatkan kualitas yang bagus dan murah, sedangkan baju lokal dengan bahan standar dijual dengan harga Rp. 45.000.

Hal tersebut menjadi alasan mengapa para pedagang memilih untuk menjual baju thrift. Pemerintah melarang adanya penjualan thrift karena dapat membunuh UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal dan dapat merugikan negara karena baju yang di dapat dari luar negeri merupakan sampah tekstil negara lain yang dijual ke Indonesia, hal ini mengakibatkan sejumlah pedagang thrift terkena dampak dari larangan tersebut.

Seorang pedagang thrift menyampaikan keluhannya terhadap kebijakan ini, “Pendapatan dalam sebulan tidak menentu, karena pendapatan saya dalam berjualan ini sedang ada gangguan (larangan dan penarikan thrift), mungkin tahun depan baru bisa ketahuan (untungnya), karena kan sekarang memang masih sepi.” ujar Lia , Jum’at (09/06/2023).

Sebelumnya Lia mengaku sudah lebih dulu berjualan baju baru baru, ia juga mengungkapkan jika keuntungannya jauh lebih besar saat berjualan baju baru.  “Lebih untung berjualan baju baru karena mungkin waktu itu Saya open door sampai ke Cikarang dan juga keliling-keliling ke rumah orang,  dan pendapatan lebih besar baju baru karena keuntungan pendapatan sudah jelas dibatasi tempo 3 bulan.” tuturnya.

Lia berharap pemerintah tetap memperbolehkan pedagang thrift untuk melanjutkan usahanya. “Harapannya pemerintah tetap membiarkan pakaian thrifting, karena sudah susah dan sudah menjamur, sudah membandel pada orang-orang, seperti jualan seperti ini kan banyak cicilannya,  jadi pasti tetap akan membuka lagi tokonya walaupun sudah tutup pasti nanti akan buka lagi seperti saat covid buka pakaian seperti ini kan dilarang namun tetap akan buka lagi seperti sekarang karena sudah susah sudah menjamur dan menjadi trend orang-orang.”

Komentar

  1. kalo aku cewe mamba kaa 😺

    BalasHapus
  2. Tim cewe mamba👆🏼

    BalasHapus
  3. Tidak hanya pedagang, pembeli juga galau kalo thrift di tutup

    BalasHapus
  4. Ini sangat sangat benar, saya setuju dengan pemikiran anda, kalau keju itu terbuat dengan susu yg di fermentasikan. Bravo pina👏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer